17 januari 1995. Yup, that’s my
birthday. Besok tepat sudah berjalan selama 19 tahun sejak aku menghirup udara
segar setelah 9 bulan menyelam dalam rahim Mama. Rasanya tidak ada yang
special. Jam masih menunjukka pukul 22.30. mataku masih terjaga. Tapi tante
menatapku aneh. Seperti mengisyaratkan agar aku tidur lebih cepat. Aku tidak
mempedulikannya karena sedang asyik menonton TV yang menyuguhkan acara
favoritku.
Pukul 23.40. karena besok ada
jadwal kuliah aku mematikan TV dan beranjak ke kamar yang didalamnya ada
sepupuku yang sudah tertidur pulas. Sepertinya mereka tidak tau beberapa detik lagi hari specialku
akan datang. Ya sudah. Aku langsung saja merebahkan tubuhku di dekatnya. Aku numpang
tidur dikamarnya karena tidak nyaman tidur sendiri di kamar yang disediakan
untuk menjadi ruang privacyku.
00.00 aku masih terjaga. Ponselku berdering.
Panggilan dari Awi, my someone special. Yup untuk memberikanku ucapan manis di detik-detik
pertama hari ulang tahunku. Diakhirinya dengan peringatan agar tidak menghiraukan
ucapan dari cowok lain. Aku hanya mengiyakan dan mengakhiri panggilannya. “edd
siapa tong yang tau ulang tahunku” gumamku. Ponselku kembali berdering. Kali
ini ucapan dari sahabat-sahabatku melalui SMS.
Kesibukanku meladeni SMS
teman-teman membangunkan sepupuku. Sepertinya dia marah karena aku mengganggu tidur pulasnya.
Jadi aku berpura-pura tidur setelah itu. Dia beranjak dari tempat tidur menuju
dapur dan membuat sedikit kegaduhan disana. Mungkin dia lapar dan sedang
membuat sesuatu untuk dimakan, begitu pikirku.
Mataku sudah lelah menatap layar ponsel dan
kemudian tertidur. Tiba-tiba sepupuku membangunkanku. Reflex aku terkaget
berpikir terjadi sesuatu yang menakutkan di rumah ini saat aku terlelap tadi.
Yah mungkin akibat kebanyakan nonton film horror. Jadinya yang pertama
menyesaki pikiranku adalah hal-hal yang tidak masuk akal sama sekali. Dia
menarikku keluar kamar.
Aku memasang ekspresi aneh tak
jelas melihat kue bertuliskan “habede yhoe” dengan lilin kecil diatasnya.
Darimana dan kapan kue itu dibuat? Kalimat itulah yang pertama ada di
pikiranku. Hahahahhaa.
Ternyata
tante dan sepupuku itu sedang sibuk mengerjaiku kemarin dengan bersikap cuek
dan sinis terhadapku. Tapi karena sifatku yang memang selalu tak menghiraukan
orang disekitar membuatku tak peka dengan perbuatan mereka. Dan hanya menyadari
sikap aneh tante saat nonton TV semalam. Kami bertiga membuat kegaduhan
dinihari itu. Tidak peduli apakah tetangga yang sudah berkelana dalam mimpi
mereka akan terganggu.
Untuk menunggu mata kuliah
selanjutnya, teman-teman mengajak untuk beristirahat di salah satu tempat kost
salah satu dari mereka yang jaraknya tidak jauh dari kampus kami. Tidak ada
sepatah kalimat ucapan untuk my special day dari mereka. Mungkin mereka tidak
ada yang tau. Sementara dua orang teman pergi ke tempat lain. Katanya ada keperluan
dan akan menyusul nanti.
Sampai di tempat teman, panggilan
dari ketua kelas membuatku kesal. Katanya ada sesuatu yang harus ku urus di
kampus. Huh baru juga sampai gumamku. Dengan sepeda motor merahku, aku bergegas
kembali kekampus. setelah semuanya beres, aku kembali ketempat teman untuk
beristirahat.
Di depan
kamar kost aku berdiri agak lama. Katanya tunggu sebentar karena didalam ada
yang sedang mengganti baju. Sekitar 3 menit kemudian mereka membuka pintu
sambil menyanyikan lagu Happy Birthday
untukku. Salah satu dari mereka memegang kue dengan lilin berbentuk angka 19 di
atasnya. Hah? Lagi-lagi ekspresi konyol dan tak jelas muncul di wajahku. Memang
selalu seperti itu jika sedang terlalu bahagia. Haha. Ternyata dua orang teman
tadi pergi untuk membeli sebuah kue sebagai surprice untukku. Aku kehabisan
kata-kata dan hanya bisa berterimakasih. Kami baru saja kenal dan mereka baik
padaku. Beruntung punya teman baru seperti mereka.
Pukul 20.00. seperti biasa aku
menyalakan TV dan memilih chanel yang akan menyuguhkan acara favoritku.
Tiba-tiba ponselku berdering. Dari sahabat yang katanya lagi kangen-kangennya
tapi sedih tidak bisa bertemu. Tak lama setelah menerima panggilan aku
mendengar suara keributan dari depan rumah. Karena seharian telah mendapatkan
kejutan bertubi-tubi, kali ini aku sudah lebih peka. Mendengar ketukan pintu
dan suara yang tidak asing dari luar aku memanggil tante untuk membuka pintu.
Tidak mau terjebak dengan ekspresi konyol untu ketiga kalinya.
Aku masuk ke dalam toilet di kamar.
Entah mau melakukan apa aku juga bingung. Karena salah satu suara yang ku
dengar sama dengan suara orang pertama yang memberiku ucapan manis hari ini.
sedangkan aku dengan tampilan lusuhku ini karena tadi sore tidak mandi. Ups
memalukan. Itu karena udara terlalu dingin karena hujan yang tidak pernah
berhenti tertumpah.
Suara gaduh mereka semakin
mendekat. Aku seperti seorang teroris yang akan di ringkus oleh Tim Densus 88.
Apakah mereka akan mengeluarkan tembakan mematikan padaku? Oh Tuhan aku masih
ingin hidup lebih panjang.
Ketukan dari balik pintu toilet
membuyarkan khayalan gilaku. Aku membuka pintu dan benar saja. Di depanku sudah
berdiri ehm, cowok dengan senyumannya yang terlalu manis. Sepertinya sudah
menyebabkanku kelebihan glukosa dalam tubuh. Uh sangat berbahaya. Hahahahahahahaaaa.
Di belakangnya ada sahabat-sahabat jailku. Termasuk sahabat yang baru saja
menelepon. Uh ternyata mereka semua bersekongkol untuk meringkusku dipersembunyian.
Seandainya aku tau, aku sudah mempercantik diri tadi. Huh.
Dia dengan senyumannya itu sangat
menyebalkan. Terlalu manis. Malam itu dia terus tersenyum padaku. Entah karena
apa. Mungkin karena tadi aku memperlihatkan ekspresi bodoh itu. Ah whatever.
Yang jelas hari ini terlalu banyak hal menyenangkan. Rasanya ingin pulang
kekampung dan menceritakan semua hal indah ini pada Mama.
Alhamdulillah. Aku bersyukur pada
Tuhan atas apa yang telah Ia anugerahkan padaku. Orang-orang yang menyayangiku.
Kebahagiaan dalam kesederhanaan ini belum tentu bisa dirasakan oleh semua
orang. Thanks God J